Do'a

Mudah-mudahan Blog ini bisa bermanfaat untuk kita semua,. Amiiin......

Minggu, 28 Oktober 2012

HAKEKAT PENDIDIKAN YANG BERMANFAAT >> E'eds Syahrani Mtazhoo



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut William F (tanpa tahun) Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi. Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).
Dari pengertian tersebut bahwa pendidikan merupakan upaya yang terorganisir memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapannya dan ada komitmen bersama didalam proses pendidikan itu. Berencana mengandung arti bahwa pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan suatu proses perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang disiapkan. Berlangsung kontinyu artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang hayat, selama manusia hidup proses pendidikan itu akan tetap dibutuhkan, kecuali apabila manusia sudah mati, tidak memerlukan lagi suatu proses pendidikan.
Untuk lebih jelasnya saya akan mengupas lebih mendalam tentang pendidikan, khususnya membicarakan tentang: Definisi Hakikat Pendidikan, Tujuan, Jenis dan Manfaat Pendidikan serta mengupas tentang Pendidikan Yang Bermanfaat.
B.       Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode yang saya gunakan adalah metode kepustakaan, yaitu saya mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku leteratur yang sudah ada yang sesuai dengan pembahasan yang saya angkat dalam topik ini. Selain itu juga saya mengambil bahan-bahan dari situs-situs internet yang berkatian dengan pembahasan yang di berikan kepada saya.

C.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas adalah:
1.    Definisi Hakikat Pendidikan
2.    Tujuah, Jenis dan Manfaat Pendidikan serta
3.    Pendidikan yang Bermanfaat

D.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.    Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2.    Menambah wawasan dan pengetahuan tentang arti hakikat pendidikan yang bermanfaat.





BAB II
HAKEKAT PENDIDIKAN YANG
BERMANFAAT

A.  Definisi Hakekat Pendidikan
Ketika kita mencari suatu hakekat maka kita akan mulai menyelami sebuah ontologi dalam filsafat. Dalam membicarakan pendidikan maka kita akan mengenal filsafat pendidikan yang dalam pembicaraan tentang filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan kita tentang manusia. Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri ialah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya, perilaku normal manusia atau bertindak dalam logika berfikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikak bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia.
Frof. Dr. Hasan Langgulung, mengatakan bahea filsafat pendidikan adalah sejumlah frinsif, kepercayaan, konsef, asumsi, dan premisyang ada kaitannya dengan praktek pendidikan yang ditemukan saling bertalian, selaras dan saling melengkapi serta berfungsi sebagai pembimbing atau pengarah bagi usaha pendidikandan prosesnya beserta seluruh aspek yang berhubungan dengan dunia pendidikan dalam suatu Negara.
Hubungan filsafat dan pendidikan sangat erat didalam mempelajari tentang manusia dan segala perkembangannya, kemudian timbul pernyataan APA dan BAGAIMANA HAKEKAT PENDIDIKAN itu?
Berbicara tentang Hakekat pendidikan banyak sekali para ahli merumuskan dengan segala macam bentuk untuk menjelaskan tentang hakekat pendidikan itu, semuanya berkesimpulan bahwa dengan pendidikan manusia menjadi maju dan dengan pendidikan manusia menjadi jaya.
Dalam Islam hakekat pendidikan itu adalah keteladanan sebagai bagian dari utamimal makarimal akhlaq.
Keteladanan: pada umumnya manusia memerlukan figur identifikasi (uswatun hasanah) yang dapat membimbing manusia kearah kebenaran, untuk memenuhi keinginan tersebut itu Allah mengutus Nabi Muhammad menjadi teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan untukmengikuti Rasul, diantaranya memberikan tauladan yang baik. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah memerintahkan kepada manusia selaku khalifah fi al ardhy mengerjakan perintah Allah dan Rasul sebelum mengerjakan kepada orang yang dipimpinnya, termasuk dalam hal ini sosok pendidik yang dapat ditauladani oleh anak didik.
Begitu juga hakekat pendidikan dalam Islam sangat luasdan bermakna yang dalam seperti kata “IQRO” berbagai konsef makna terjemahan berkembang sesuai si penterjemahatau si penafsirnya, tapi kalau dilihat yang tersurat saja maka muatan atau isi pendidikan Islam adalah hanya”tulis baca saja”. Begitu juga kata-kata “tarbiyah” atau “Rabb”“Rabb” yang sebagian orang mangaitkannya dengan konsef pendidikan Islam secara umum.
Menurut Al Maududikata Rabb mengandung arti “mendidik” dan “memelihara”. Kalau menurut penafsiran Qurtubi bahwa kata “Rabb” merupakan bentuk diskrifsi yang diberikan kepada seseorang yang melakukan suatu perbuatan secara paripurna. Sementara menurut Ar Razi bahwa Allah adalah sebagai “Rabb” yang maha mendidik dan mangetahui benar segala keperluan dan kebutuhan hamba-Nya sebagai anak didik.
Hakekat pendidikan sangat erat hubungannya dengan hakekat manusia yang pada dasarnya merupakan objek dan lahannya filsafat, sehingga antara filsafat, manusia dan pendidikan merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam hidup ini.
Sedangkan menurut Freire Hakikat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana teknologi lainnya yang ditawarkan sesuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan, YB. Mangunwijaya yang beranggapan pendidikan haruslah berbasis realitas sosial.
Kata latin untuk mendidik adalah educare yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh di artikan usaha pemuliaan. Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia. Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu proses pembahsan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.
1.    Pengertian Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut.
Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti pendidikan adalah :
a)    Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan.
b)   Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berinteraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
c)    William Mc Gucken, SJ. Seorang tokoh pendidikan katolik berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemapuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu atau social untuk mencapai tujuan akhir.
Bila definisi yang telah disebut diatas dikaitkan dengan pendidikan Islam, akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.
2.    Pengertian pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Beberapa ahli pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :
a)    Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik
b)   Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb. Disamping itu pendidikjuga bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.
Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik, serta melihat kekurangan dan kelebihannya.
Tugas Pendidik secara umum :
Pada hakekatnya mengemban misi yang mengajak menusia untuk tunduk dan patuh pada hukum – hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Tugas Pendidik secara khusus :
1.    Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.
2.    Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tinggakat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia.
3.    Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu.
3.    Peserta didik
Peserta didik salah satu komponen dalam sistim pendidikan Islam. Peserta didik itu sendiri secara formal yaitu orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Ada pun menurut Syamsul Nizar ada 5 kriteria peserta didik yaitu:
-       Peserta didik bukan lah miniatur orang dewasa, sehingga menjadi tanggung jawab pendidik.
-       Peserta didik memiliki periode sasi perkembangan dan pertumbuhan
-       Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
-       Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani
-       Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka setiap peserta didik hendaknya, senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya.. Menurut Asma Hasan Fahmi tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi peserta didik diantaranya adalah.
1.    Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
2.    Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan berbagai sifat keimanan.
3.    Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
4.    Peserta didik hendaknya belajar secara bersungguh-sungguh dan tabah dalam belajar.
Kewajiban peserta didik diantaranya adalah:
1.    Sebelum belajar hendaknya terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat buruk.
2.    Niat belajar hendaknya ditujukan untuk mengisi jiwa dengan berbagai fadillah.
3.    Wajib bersungguh – sungguh dalam belajar, wajib saling mengasihi dan menyayangi diantara sesama, bergaul baik terhadap guru-gurunya.
B.  Tujuan, Jenis dan Manfaat Pendidikan
a)   Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 4, menyebutkan: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan tanggung jawab.
Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang. Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk:
-       Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
-       Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadap kehidupannya dimasa datang.
-       Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan
-       Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dilingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Selain itu dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
-       Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vartikal maupun horizontal.
-       Sifat-sifat dasar Manusia
-       Tuntunan Masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
-       Demensi-demensi kehidupan edial Islam.
Dalam apek ini, ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu:
-       Mengandung nilai yang berupaya meningkatkak kesejahteraan hidup manusia dibumi.
-       Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupanyang baik.
-       Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.

Menurut Noeng Muhajir (1987:2-3) menyatakan bhwa tujuan pendidikan terdiri dari tiga (3) buah, yakni: (a) tujuan yang bersifat sebagai alat seperti pandi bicara, mambaca berhitung dan sebagainya yang merupakan alat bagi tujuan yang lain yang lebih tinggi. (b) tujuan yang bersifat instinsik merupakan potensi yang berada didalam diri peserta didik. (c) tujuan nilai hidup meliputi budi pekerti, cinta tanah air dan sebagainya.
Menurut largeveld tujuan dibedakan menjadi:
1.    Tujuan Umum yaitu tujuan didalam pendidikan yang berakar dari tujuan hidup, berhubungan dengan pandangan hidup manusia didunia.
2.    Tujuan tidak sempurna yaitu tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu demi kepribadian manusia yaitu mengenai nilai-nilai hidup seperti kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan dan sebagainya.
3.    Tujuan sementara yaitu tujuan yang merupakan pemberhentian sementara untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
4.    Tujuan perantara yaitu tujuan yang ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara.
5.    Tujuan insidental yaitu tujuan yang hanya merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum.
b)   Jenis – Jenis pendidikan
Dari pendidikan dibedakan dua (2) jenis, yaitu:
-       Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah sekolah yang telah resmi atau yang telah ditetapkan dan belajarnyapun tetap.
-       Pendidikan Informal
 Pendidikan informal adalah sekolah yang tidak resmi atau tidak ditetapkan, seperti les sore, les compoter dan lain-lain.
c)    Manfaat Pendidikan
Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga Negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.  

C.  Pendidikan Yang Bermanfaat
Sebagai hasil dari proses pendidikan pada intinya adalah menjadikan individu manusia dewasa yang mempunyai kemampuan berpikir dan ketrampilan sebagai skiil dan memiliki kepribadian berakhlak mulia, sesuai nilai ajaran agama hal ini akan menjadikan manusia dalam kesempurnaan dalam kehidupannya, dan membuat manusia yang terbaik diantaranya karena senantiasa akan memberikan kontribusi yang berguna dan bermanfaat terhadap lainnya sepanjang hidupnya.
Pada awal yang perlu kita perhatikan dalam hal pendidikan adalah peserta didik sebagai manusia. sebagaimana manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna yang memiliki potensi kefitrahan dan setiap diri manusia itu telah memiliki potensi kebenaran, kecerdasan intelektual dalam kepribadian secara menyeluruh sehingga peserta didik itu perlu digali melalui pendidikan dalam pengenalan terhadap tuhannya, untuk itu dalam pendidikan perlunya pengetahuan tentang pendidikan Agama sebagai pondasi yang sangat dasar dimana ia perpijak disamping itu perlu adanya lingkungan yang sangat mendukung berbagai sarana dan prasarana yang terkait dan didukung peralatan yang sesuai dengan kondisi yang ada juga dengan system kurikulum pendidikan aspiratif yang dibutuhkan sesuai kebutuhan masyarakat.
Adanya upaya terus menerus yang dilakukan oleh kedua orang tua ,masyarakat dan pemerintah untuk memberikan stimulus agar anak peserta didik menjadi tumbuh sesuai dengan perkembangan jiwanya jangan sampai terputus di tengah jalan sehingga dalam hal ini perlunya keterlibatan diantara orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk terus melakukan terobosan–terobosan dengan berbagai alternative, misalanya memberikan sumbangan pendidikan, memberikan bea siswa,memberikan dana bos atau menyiapkan pendidikan gratis dengan anggaran pendidikan yang ideal yaitu 20 %.
Peserta didik dalam perkembangan jiwanya akan mengalami proses tumbuh untuk mencari jati dirinya sesuai dengan proses pendidikan yang mereka miliki untuk mencapai kedewasaaanya sehingga ia akan tumbuh sesuai perkembangan kepribadiannya.pada masa ini akan muncul berbagai macam hambatan dan tantangan yang tidak akan menuntut kemungkinan datang dari dalam dirinya atau dari luar lingkungan yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan atau mengalami keguncangan yang terjadi.pada masa –masa ini mereka akan menunjukan sifat-sifat kemandiriannya sebagai sifat egoistisnya, maka ia akan melakukan tindakan-tindakan tanpa mempertimbangkan akal pemikiran yang yang seimbang. Perlunya pro aktif dari kedua orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk mengantipasi dan memproteksi terhadap perkembangan jiwa peserta didik dengan melakukan penyuluhan tentang agama, penyuluhan obat-obat terlarang, penyuluhan tentang akibat hubungan bebas, mencegah terhadap peredaran kaset vcd porno di kalangan masyarakat secara umum, dari aparat pemerintah yang berkompeten agar selalu merazia anak peserta didik yang berada di tempat tempat umum dalam waktu belajar mencegah keterlibatan peserta didik terlibat tawuran dengan peserta didik lainnya.sebagai penyuluhan-penyuluhan itu dijadikan sebagai pembentukan kepribadian yang memiliki rasa tanggungjawab untuk dirinya sendiri sebagai bagian dari proses pembentukan perkembangan jiwanya.
Diharapkan Pendidikan yang terbentuk pada masyarakat adalah yang memberikan dan mampu menyiapkan peserta didik yang tumbuh dengan sehat dan memliliki kemampuan dan ketrampilan yang pada waktu kapan sajah mereka akan memberikan manfaat khususnya pada dirinya , keluarga dan masyarakat pada umumnya.
D.  Fakto-faktor Dalam Pendidikan
a.    Faktor Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan harus mengandung tiga nilai, pertama autonomi yaitu memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada peserta didik untuk dapat mendidik, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua, equity (keadilan), berarti bahwa tujuan pendidikan harus member kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi. Sehingga pendidikan bukan suatu barang mewah yang sangat sulit untuk dikonsumsi oleh rakyat jelata melainkan syarat mutlak yang harus didapatkan oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Ketiga, survival yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Berdasarkan ketiga nilai tersebut di atas, pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik dan menggambarkan pendidikan dalam konteks yang sangat luas yang mencakup kehidupan seluruh umat manusia dimana tuuan utama pendidikan pendidikan adalah memanusiakan manusia

Sebagai hasil dari proses pendidikan pada intinya adalah menjadikan individu manusia dewasa yang mempunyai kemampuan berpikir dan ketrampilan sebagai skiil dan memiliki kepribadian berakhlak mulia, sesuai nilai ajaran agama hal ini akan menjadikan manusia dalam kesempurnaan dalam kehidupannya, dan membuat manusia yang terbaik diantaranya karena senantiasa akan memberikan kontribusi yang berguna dan bermanfaat terhadap lainnya sepanjang hidupnya.
Menurut Noeng Muhajir (1987:2-3) menyatakan bhwa tujuan pendidikan terdiri dari 3 buah, yakni: (a) tujuan yang bersifat sebagai alat seperti pandi bicara, mambaca berhitung dan sebagainya yang merupakan alat bagi tujuan yang lain yang lebih tinggi. (b) tujuan yang bersifat instinsik merupakan potensi yang berada didalam diri peserta didik. (c) tujuan nilai hidup meliputi budi pekerti, cinta tanah air dan sebagainya.
Menurut largeveld tujuan dibedakan menjadi:
-       Tujuan Umum yaitu tujuan didalam pendidikan yang berakar dari tujuan hidup, berhubungan dengan pandangan hidup manusia didunia.
-       Tujuan tidak sempurna yaitu tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu demi kepribadian manusia yaitu mengenai nilai-nilai hidup seperti kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan dan sebagainya.
-       Tujuan sementara yaitu tujuan yang merupakan pemberhentian sementara untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
-       Tujuan perantara yaitu tujuan yang ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara.
-       Tujuan insidental yaitu tujuan yang hanya merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum.
b.   Faktor Pendidik
Pendidik dibedakan atas dua kategori, yaitu:
-       Pendidik menurut kodrat, Yaitu orang tua. Orang tua menjadi pendidik bukan karena kemauan, melainkan karena memenuhi panggilan yang etis kodrat.
-       Pendidik menurut jabatannya, yaitu guru, dosen, pelatih dan lain-lain, sebagai pendidik menurut jabatannya menerima tanggung jawab mendidik dari tiga pihak yaitu: orang tua, masyarakat dan Negara.


c.    Faktor Peserta Didik
Peserta didik dipandang sebagai organisme yang menerima informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama bias memiliki frofil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Ini tergantung pada konteks yang mendorong perkembangan seseoarang, ada 4 konteks yang mendorong perkembangan, yaitu:
-       Lingkungan tempat peserta didik belajar secara aksidental dan incidental
-       Lingkungan belajar secara insedental
-       Sekolah sebagai tempat yang terprogram
-       Lingkungan pendidikan yang optimal
d.   Faktor isi / Materi Pendidikan
Yang termasuk dalam isi / materi pendidikan ialah segala sesuatu yang oleh pendidik langsung di berikan kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Syarat utama dalam pemilihan bahan atau materi pendidikan adalah:
-       Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan
-       Materi harus sesuai dengan peserta didik
e.    Faktor Metode
Agar proses pendidikan langsung secara edukatif dan efisien dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan selain materi atau bahan pendidikan yang tepat, juga perlu dipilih metode yang tepat.
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan metode yang tepat harus adanya kurikulum atau patokan yang jelas, patokan tersebut adalah factor tujuan, peserta didik dan faktor situasi. 
f.     Faktor Situasi Lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan dapat menunjang dan menghambat froses belajar. Yang jelas bahwa antara situasi lingkungan dengan faktor tujuan, peserta didik, pendidik, bahan dan metode harus ada hubungan yang saling mempengaruhi dalam proses pendidikan.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Freire Hakikat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana teknologi lainnya yang ditawarkan sesuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun.
Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti pendidikan adalah :
-       Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan.
-       Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berinteraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
-       William Mc Gucken, SJ. Seorang tokoh pendidikan katolik berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemapuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu atau social untuk mencapai tujuan akhir.
Bila definisi yang telah disebut diatas dikaitkan dengan pendidikan Islam, akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 4, menyebutkan: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasman idan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan tanggung jawab.
Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang.
Dari pendidikan dibedakan dua (2) jenis, yaitu:
-       Pendidikan Formal
-       Pendidikan Informal
Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga Negara.











DAFTAR PUSTAKA

-        Ainani. Ahmad, Filsafat Fendidikan, Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan
(GMPP), Martapura: 2010
-       Arifin. H. Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2006
-       Ihsan. H. Fuad,  Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2008
-        Ihsan. H. Hamdani, H. Ahmad Fuad Ihsan, Filsaft Pendidikan Islam, CV. Pustaka
Setia,Bandung: 1998
-         
-        Ihsan. Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung: 1998
-        Uhbiyati. Nor, Ilmu pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung: 1998
-        Tobroni, Pendidikan Islam, UPT Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),
Malang: 2008
-        Mildyahardjo. Redje, Pengantar Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 2001
-        Arifin. M., Ilmu Pendidikan Islam, PT.Bumi Aksara, Jakarta: 2006
-        http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/hakikat-pendidikan/
-        http://www.canboyz.co.cc/2010/07/pengertian-jenis-dan-manfaat-pendidikan.html
-    http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-hakikat-pendidikan.htmlhttp://resources.infolinks.com/static/skins/loader.gif
-           
-        http://kasmad530.blogspot.com/2009/08/pendidikan-yang-bermanfaat.html