BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam
rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban
tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah
Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak
dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal
pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut William F (tanpa tahun) Pendidikan harus dilihat di
dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu
proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi. Kosasih
Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang
terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang
hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan
berbudaya (civilized).
Dari pengertian tersebut bahwa pendidikan merupakan upaya
yang terorganisir memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha
sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapannya dan ada
komitmen bersama didalam proses pendidikan itu. Berencana mengandung arti bahwa
pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan suatu proses perhitungan yang
matang dan berbagai sistem pendukung yang disiapkan. Berlangsung kontinyu
artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang hayat, selama manusia hidup
proses pendidikan itu akan tetap dibutuhkan, kecuali apabila manusia sudah
mati, tidak memerlukan lagi suatu proses pendidikan.
Untuk lebih jelasnya saya akan mengupas lebih mendalam
tentang pendidikan, khususnya membicarakan tentang: Definisi Hakikat
Pendidikan, Tujuan, Jenis dan Manfaat Pendidikan serta mengupas tentang
Pendidikan Yang Bermanfaat.
B.
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode yang
saya gunakan adalah metode kepustakaan, yaitu saya mengumpulkan bahan-bahan
dari buku-buku leteratur yang sudah ada yang sesuai dengan pembahasan yang saya
angkat dalam topik ini. Selain itu juga saya mengambil bahan-bahan dari
situs-situs internet yang berkatian dengan pembahasan yang di berikan kepada
saya.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis
paparkan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas adalah:
1.
Definisi Hakikat Pendidikan
2.
Tujuah, Jenis dan Manfaat Pendidikan serta
3.
Pendidikan yang Bermanfaat
D.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Memenuhi
tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2. Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang arti hakikat pendidikan yang bermanfaat.
BAB II
HAKEKAT PENDIDIKAN YANG
BERMANFAAT
A. Definisi Hakekat Pendidikan
Ketika kita mencari suatu hakekat
maka kita akan mulai menyelami sebuah ontologi dalam filsafat. Dalam
membicarakan pendidikan maka kita akan mengenal filsafat pendidikan yang dalam
pembicaraan tentang filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan
kita tentang manusia. Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu
sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada
manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri ialah sebagai suatu proses
kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna
sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya, perilaku normal manusia atau
bertindak dalam logika berfikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikak
bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi
manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia
yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia.
Frof. Dr. Hasan Langgulung, mengatakan bahea
filsafat pendidikan adalah sejumlah frinsif, kepercayaan, konsef, asumsi, dan
premisyang ada kaitannya dengan praktek pendidikan yang ditemukan saling
bertalian, selaras dan saling melengkapi serta berfungsi sebagai pembimbing
atau pengarah bagi usaha pendidikandan prosesnya beserta seluruh aspek yang
berhubungan dengan dunia pendidikan dalam suatu Negara.
Hubungan filsafat dan pendidikan sangat erat
didalam mempelajari tentang manusia dan segala perkembangannya, kemudian timbul
pernyataan APA dan BAGAIMANA HAKEKAT PENDIDIKAN itu?
Berbicara tentang Hakekat pendidikan banyak
sekali para ahli merumuskan dengan segala macam bentuk untuk menjelaskan
tentang hakekat pendidikan itu, semuanya berkesimpulan bahwa dengan pendidikan
manusia menjadi maju dan dengan pendidikan manusia menjadi jaya.
Dalam Islam hakekat pendidikan itu adalah
keteladanan sebagai bagian dari utamimal makarimal akhlaq.
Keteladanan: pada umumnya manusia memerlukan
figur identifikasi (uswatun hasanah) yang dapat membimbing manusia kearah
kebenaran, untuk memenuhi keinginan tersebut itu Allah mengutus Nabi Muhammad
menjadi teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan untukmengikuti Rasul,
diantaranya memberikan tauladan yang baik. Untuk menjadi sosok yang
ditauladani, Allah memerintahkan kepada manusia selaku khalifah fi al ardhy mengerjakan
perintah Allah dan Rasul sebelum mengerjakan kepada orang yang dipimpinnya,
termasuk dalam hal ini sosok pendidik yang dapat ditauladani oleh anak didik.
Begitu juga hakekat pendidikan dalam Islam
sangat luasdan bermakna yang dalam seperti kata “IQRO” berbagai konsef makna
terjemahan berkembang sesuai si penterjemahatau si penafsirnya, tapi kalau
dilihat yang tersurat saja maka muatan atau isi pendidikan Islam adalah hanya”tulis
baca saja”. Begitu juga kata-kata “tarbiyah” atau “Rabb”“Rabb”
yang sebagian orang mangaitkannya dengan konsef pendidikan Islam secara umum.
Menurut Al Maududikata Rabb mengandung arti
“mendidik” dan “memelihara”. Kalau menurut penafsiran Qurtubi bahwa kata “Rabb”
merupakan bentuk diskrifsi yang diberikan kepada seseorang yang melakukan suatu
perbuatan secara paripurna. Sementara menurut Ar Razi bahwa Allah adalah
sebagai “Rabb” yang maha mendidik dan mangetahui benar segala keperluan dan
kebutuhan hamba-Nya sebagai anak didik.
Hakekat pendidikan sangat erat hubungannya
dengan hakekat manusia yang pada dasarnya merupakan objek dan lahannya
filsafat, sehingga antara filsafat, manusia dan pendidikan merupakan suatu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam hidup ini.
Sedangkan menurut Freire Hakikat
pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati
realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik
pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar
dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana teknologi lainnya yang
ditawarkan sesuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang
apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan
bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang
mencekik mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa
pendidikan seharusnya memerdekakan, YB. Mangunwijaya yang beranggapan
pendidikan haruslah berbasis realitas sosial.
Kata latin untuk mendidik adalah educare
yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh di artikan usaha pemuliaan.
Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia.
Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu
proses pembahsan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti
manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.
1.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi
manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara
bertahap. Oleh karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi
perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses kearah tujuan akhir
dari perkembangan tersebut.
Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti
pendidikan adalah :
a)
Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses
dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat
mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik
melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan.
b)
Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang
sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berinteraksi
dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
c)
William Mc Gucken, SJ. Seorang tokoh pendidikan katolik
berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu
perkembangan dan kelengkapan dari kemapuan manusia baik moral, intelektual,
maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu
atau social untuk mencapai tujuan akhir.
Bila definisi yang telah disebut diatas
dikaitkan dengan pendidikan Islam, akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam
lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar
Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku
individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam
alam sekitar melalui proses kependidikan.
2. Pengertian
pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif
pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
Beberapa ahli pendidikan yang memberikan arti pendidik
adalah :
a)
Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang
mempertanggung jawabkan sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak
dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik
b) Sutari
Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja
mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
Dalam Islam tugas seorang pendidik
dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah
mendidik. Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar,
memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb.
Disamping itu pendidikjuga bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam
proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi
secara baik dan dinamis.
Menurut Ahmad D. Marimba, tugas
pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau
kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi
berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik, serta melihat kekurangan
dan kelebihannya.
Tugas Pendidik secara umum :
Pada hakekatnya mengemban misi yang
mengajak menusia untuk tunduk dan patuh pada hukum – hukum Allah, guna
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Tugas Pendidik secara khusus :
1.
Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan
program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian
setelah program itu dilaksanakan.
2. Sebagai
pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tinggakat kedewasaan
yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakan
manusia.
3.
Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin dan
mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait,
menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan,
partisipasi atas program yang dilakukan itu.
3. Peserta
didik
Peserta didik salah satu komponen dalam
sistim pendidikan Islam. Peserta didik itu sendiri secara formal yaitu orang
yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik
maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang
peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Ada pun menurut Syamsul Nizar ada 5
kriteria peserta didik yaitu:
-
Peserta didik bukan lah miniatur orang dewasa, sehingga
menjadi tanggung jawab pendidik.
-
Peserta didik memiliki periode sasi perkembangan dan
pertumbuhan
-
Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan
individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
-
Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani
-
Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau
fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Agar pelaksanaan proses pendidikan
Islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka setiap peserta didik
hendaknya, senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya.. Menurut Asma Hasan
Fahmi tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi peserta didik diantaranya adalah.
1. Peserta
didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
2. Tujuan
belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan berbagai sifat keimanan.
3. Setiap
peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
4. Peserta
didik hendaknya belajar secara bersungguh-sungguh dan tabah dalam belajar.
Kewajiban peserta didik diantaranya
adalah:
1.
Sebelum belajar hendaknya terlebih dahulu membersihkan
hatinya dari segala sifat buruk.
2. Niat
belajar hendaknya ditujukan untuk mengisi jiwa dengan berbagai fadillah.
3. Wajib
bersungguh – sungguh dalam belajar, wajib saling mengasihi dan menyayangi
diantara sesama, bergaul baik terhadap guru-gurunya.
B.
Tujuan, Jenis dan Manfaat Pendidikan
a) Tujuan
Pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia
sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 4, menyebutkan: “Pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawabkemasyarakatan dan tanggung jawab.
Secara umum pendidikan kecakapan hidup
bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang. Secara
khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk:
-
Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat
digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
-
Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta
didik dalam menghadap kehidupannya dimasa datang.
-
Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas,
dan
-
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dilingkungan sekolah,
dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Selain itu dalam perumusan tujuan
pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
-
Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vartikal
maupun horizontal.
-
Sifat-sifat dasar Manusia
-
Tuntunan Masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
-
Demensi-demensi kehidupan edial Islam.
Dalam apek ini, ada 3 macam dimensi
ideal Islam, yaitu:
-
Mengandung nilai yang berupaya meningkatkak kesejahteraan
hidup manusia dibumi.
-
Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
meraih kehidupanyang baik.
-
Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan
kehidupan dunia dan akhirat.
Menurut Noeng Muhajir (1987:2-3) menyatakan
bhwa tujuan pendidikan terdiri dari tiga (3) buah, yakni: (a) tujuan yang
bersifat sebagai alat seperti pandi bicara, mambaca berhitung dan sebagainya
yang merupakan alat bagi tujuan yang lain yang lebih tinggi. (b) tujuan yang
bersifat instinsik merupakan potensi yang berada didalam diri peserta didik.
(c) tujuan nilai hidup meliputi budi pekerti, cinta tanah air dan sebagainya.
Menurut largeveld tujuan dibedakan menjadi:
1. Tujuan
Umum yaitu tujuan didalam pendidikan yang berakar dari tujuan hidup,
berhubungan dengan pandangan hidup manusia didunia.
2. Tujuan
tidak sempurna yaitu tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu demi kepribadian
manusia yaitu mengenai nilai-nilai hidup seperti kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan
dan sebagainya.
3. Tujuan
sementara yaitu tujuan yang merupakan pemberhentian sementara untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi.
4. Tujuan
perantara yaitu tujuan yang ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara.
5. Tujuan
insidental yaitu tujuan yang hanya merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas
saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum.
b) Jenis
– Jenis pendidikan
Dari pendidikan dibedakan dua (2)
jenis, yaitu:
-
Pendidikan Formal
Pendidikan formal
adalah sekolah yang telah resmi atau yang telah ditetapkan dan belajarnyapun
tetap.
-
Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah sekolah yang tidak
resmi atau tidak ditetapkan, seperti les sore, les compoter dan lain-lain.
c) Manfaat
Pendidikan
Secara umum manfaat pendidikan
berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam
menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi
yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga Negara. Jika hal itu dapat
dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada
dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara
bertahap.
C. Pendidikan
Yang Bermanfaat
Sebagai hasil dari proses pendidikan
pada intinya adalah menjadikan individu manusia dewasa yang mempunyai kemampuan
berpikir dan ketrampilan sebagai skiil dan memiliki kepribadian berakhlak
mulia, sesuai nilai ajaran agama hal ini akan menjadikan manusia dalam
kesempurnaan dalam kehidupannya, dan membuat manusia yang terbaik diantaranya
karena senantiasa akan memberikan kontribusi yang berguna dan bermanfaat
terhadap lainnya sepanjang hidupnya.
Pada awal yang perlu kita perhatikan
dalam hal pendidikan adalah peserta didik sebagai manusia. sebagaimana manusia
itu adalah makhluk yang paling sempurna yang memiliki potensi kefitrahan dan
setiap diri manusia itu telah memiliki potensi kebenaran, kecerdasan
intelektual dalam kepribadian secara menyeluruh sehingga peserta didik itu
perlu digali melalui pendidikan dalam pengenalan terhadap tuhannya, untuk itu dalam
pendidikan perlunya pengetahuan tentang pendidikan Agama sebagai pondasi yang
sangat dasar dimana ia perpijak disamping itu perlu adanya lingkungan yang
sangat mendukung berbagai sarana dan prasarana yang terkait dan didukung
peralatan yang sesuai dengan kondisi yang ada juga dengan system kurikulum
pendidikan aspiratif yang dibutuhkan sesuai kebutuhan masyarakat.
Adanya upaya terus menerus yang
dilakukan oleh kedua orang tua ,masyarakat dan pemerintah untuk memberikan
stimulus agar anak peserta didik menjadi tumbuh sesuai dengan perkembangan
jiwanya jangan sampai terputus di tengah jalan sehingga dalam hal ini perlunya
keterlibatan diantara orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk terus
melakukan terobosan–terobosan dengan berbagai alternative, misalanya memberikan
sumbangan pendidikan, memberikan bea siswa,memberikan dana bos atau menyiapkan
pendidikan gratis dengan anggaran pendidikan yang ideal yaitu 20 %.
Peserta didik dalam perkembangan
jiwanya akan mengalami proses tumbuh untuk mencari jati dirinya sesuai dengan
proses pendidikan yang mereka miliki untuk mencapai kedewasaaanya sehingga ia
akan tumbuh sesuai perkembangan kepribadiannya.pada masa ini akan muncul
berbagai macam hambatan dan tantangan yang tidak akan menuntut kemungkinan
datang dari dalam dirinya atau dari luar lingkungan yang dapat mengakibatkan
ketidakstabilan atau mengalami keguncangan yang terjadi.pada masa –masa ini
mereka akan menunjukan sifat-sifat kemandiriannya sebagai sifat egoistisnya,
maka ia akan melakukan tindakan-tindakan tanpa mempertimbangkan akal pemikiran
yang yang seimbang. Perlunya pro aktif dari kedua orang tua, masyarakat dan
pemerintah untuk mengantipasi dan memproteksi terhadap perkembangan jiwa
peserta didik dengan melakukan penyuluhan tentang agama, penyuluhan obat-obat
terlarang, penyuluhan tentang akibat hubungan bebas, mencegah terhadap
peredaran kaset vcd porno di kalangan masyarakat secara umum, dari aparat
pemerintah yang berkompeten agar selalu merazia anak peserta didik yang berada
di tempat tempat umum dalam waktu belajar mencegah keterlibatan peserta didik
terlibat tawuran dengan peserta didik lainnya.sebagai penyuluhan-penyuluhan itu
dijadikan sebagai pembentukan kepribadian yang memiliki rasa tanggungjawab
untuk dirinya sendiri sebagai bagian dari proses pembentukan perkembangan
jiwanya.
Diharapkan Pendidikan yang terbentuk
pada masyarakat adalah yang memberikan dan mampu menyiapkan peserta didik yang
tumbuh dengan sehat dan memliliki kemampuan dan ketrampilan yang pada waktu
kapan sajah mereka akan memberikan manfaat khususnya pada dirinya , keluarga
dan masyarakat pada umumnya.
D. Fakto-faktor
Dalam Pendidikan
a. Faktor
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan harus mengandung tiga nilai, pertama
autonomi yaitu memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum
kepada peserta didik untuk dapat mendidik, dan hidup bersama dalam kehidupan
yang lebih baik. Kedua, equity (keadilan), berarti bahwa tujuan pendidikan
harus member kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat
berpartisipasi. Sehingga pendidikan bukan suatu barang mewah yang sangat sulit
untuk dikonsumsi oleh rakyat jelata melainkan syarat mutlak yang harus
didapatkan oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Ketiga, survival yang berarti
bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi
kepada generasi berikutnya. Berdasarkan ketiga nilai tersebut di atas,
pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik dan
menggambarkan pendidikan dalam konteks yang sangat luas yang mencakup kehidupan
seluruh umat manusia dimana tuuan utama pendidikan pendidikan adalah
memanusiakan manusia
Sebagai hasil dari proses
pendidikan pada intinya adalah menjadikan individu manusia dewasa yang
mempunyai kemampuan berpikir dan ketrampilan sebagai skiil dan memiliki
kepribadian berakhlak mulia, sesuai nilai ajaran agama hal ini akan menjadikan
manusia dalam kesempurnaan dalam kehidupannya, dan membuat manusia yang terbaik
diantaranya karena senantiasa akan memberikan kontribusi yang berguna dan
bermanfaat terhadap lainnya sepanjang hidupnya.
Menurut Noeng Muhajir (1987:2-3) menyatakan bhwa
tujuan pendidikan terdiri dari 3 buah, yakni: (a) tujuan yang bersifat
sebagai alat seperti pandi bicara, mambaca berhitung dan sebagainya yang
merupakan alat bagi tujuan yang lain yang lebih tinggi. (b) tujuan yang bersifat instinsik merupakan
potensi yang berada didalam diri peserta didik. (c) tujuan nilai hidup meliputi
budi pekerti, cinta tanah air dan sebagainya.
Menurut
largeveld tujuan dibedakan menjadi:
- Tujuan
Umum yaitu tujuan didalam pendidikan yang berakar dari tujuan hidup,
berhubungan dengan pandangan hidup manusia didunia.
- Tujuan
tidak sempurna yaitu tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu demi kepribadian
manusia yaitu mengenai nilai-nilai hidup seperti kesusilaan, keagamaan,
kemasyarakatan dan sebagainya.
- Tujuan
sementara yaitu tujuan yang merupakan pemberhentian sementara untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi.
- Tujuan
perantara yaitu tujuan yang ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara.
- Tujuan
insidental yaitu tujuan yang hanya merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas
saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum.
b. Faktor
Pendidik
Pendidik
dibedakan atas dua kategori, yaitu:
- Pendidik
menurut kodrat, Yaitu orang tua. Orang tua menjadi pendidik bukan karena
kemauan, melainkan karena memenuhi panggilan yang etis kodrat.
- Pendidik
menurut jabatannya, yaitu guru, dosen, pelatih dan lain-lain, sebagai pendidik
menurut jabatannya menerima tanggung jawab mendidik dari tiga pihak yaitu:
orang tua, masyarakat dan Negara.
c. Faktor
Peserta Didik
Peserta
didik dipandang sebagai organisme yang menerima informasi dan pengetahuan dari
berbagai sumber. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama bias
memiliki frofil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Ini tergantung pada
konteks yang mendorong perkembangan seseoarang, ada 4 konteks yang mendorong
perkembangan, yaitu:
- Lingkungan
tempat peserta didik belajar secara aksidental dan incidental
- Lingkungan
belajar secara insedental
- Sekolah
sebagai tempat yang terprogram
- Lingkungan
pendidikan yang optimal
d. Faktor
isi / Materi Pendidikan
Yang
termasuk dalam isi / materi pendidikan ialah segala sesuatu yang oleh pendidik
langsung di berikan kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Syarat
utama dalam pemilihan bahan atau materi pendidikan adalah:
- Materi
harus sesuai dengan tujuan pendidikan
- Materi
harus sesuai dengan peserta didik
e. Faktor
Metode
Agar
proses pendidikan langsung secara edukatif dan efisien dalam upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan selain materi atau bahan pendidikan yang tepat, juga
perlu dipilih metode yang tepat.
Metode
adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk
menentukan metode yang tepat harus adanya kurikulum atau patokan yang jelas,
patokan tersebut adalah factor tujuan, peserta didik dan faktor situasi.
f. Faktor
Situasi Lingkungan
Situasi
lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan dapat
menunjang dan menghambat froses belajar. Yang jelas bahwa antara situasi
lingkungan dengan faktor tujuan, peserta didik, pendidik, bahan dan metode
harus ada hubungan yang saling mempengaruhi dalam proses pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Freire Hakikat pendidikan adalah
membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas
sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi
anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan
proyektor dan kecanggihan sarana teknologi lainnya yang ditawarkan sesuatu
kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun.
Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti
pendidikan adalah :
-
Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses
dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat
mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik
melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan.
-
Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang
sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan
berinteraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
-
William Mc Gucken, SJ. Seorang tokoh pendidikan katolik
berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu
perkembangan dan kelengkapan dari kemapuan manusia baik moral, intelektual,
maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu
atau social untuk mencapai tujuan akhir.
Bila definisi yang telah disebut diatas
dikaitkan dengan pendidikan Islam, akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam
lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.
Tujuan pendidikan di Indonesia
sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 4, menyebutkan: “Pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasman idan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawabkemasyarakatan dan tanggung jawab.
Secara umum pendidikan kecakapan hidup
bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,yaitu mengembangkan
potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang.
Dari pendidikan dibedakan dua (2)
jenis, yaitu:
-
Pendidikan Formal
-
Pendidikan Informal
Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan
hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan
problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga
masyarakat, maupun sebagai warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA
-
Ainani. Ahmad, Filsafat Fendidikan, Gerakan Mahasiswa
Peduli Pendidikan
(GMPP), Martapura: 2010
- Arifin.
H. Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2006
- Ihsan.
H. Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan, PT.
Rineka Cipta, Jakarta: 2008
-
Ihsan.
H. Hamdani, H. Ahmad Fuad Ihsan, Filsaft Pendidikan Islam, CV. Pustaka
Setia,Bandung:
1998
-
-
Ihsan. Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung: 1998
-
Uhbiyati. Nor, Ilmu pendidikan Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung: 1998
-
Tobroni, Pendidikan Islam, UPT Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM),
Malang: 2008
-
Mildyahardjo. Redje, Pengantar Pendidikan, PT.
Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 2001
-
Arifin. M., Ilmu Pendidikan Islam, PT.Bumi
Aksara, Jakarta: 2006
-
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/hakikat-pendidikan/
-
http://www.canboyz.co.cc/2010/07/pengertian-jenis-dan-manfaat-pendidikan.html
- http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-hakikat-pendidikan.html
-
-
http://kasmad530.blogspot.com/2009/08/pendidikan-yang-bermanfaat.html